Foto: Maksimus Masan Kian |
Namanya Trivonianus Payong Kenotan, atau lebih dikenal
dengan nama Trisno. Ia Mahasiswa Fakultas Pertanian (Faperta) Undana Kupang.
Untuk proyek penelitian sebagai syarat kelulusan, ia memilih meneliti sejumlah
varietas padi gogo. Padi gogo adalah jenis padi yang tumbuh di lahan kering.
Ditemui pada Selasa (19/06/18), putra Desa Honihama ini memilih melakukan penelitian
di kampung halamannya sendiri. "Selain bertujuan untuk menguji hasil
berbagai jenis varietas padi di atas, saya juga menguji kualitas tanah di
wilayah Honihama, Desa Tuwagoetobi untuk ditanami padi," jelasnya.
Ia kemudian memilih 15 varietas padi. Di antaranya,
dari Pulau Adonara, Wulanggitang, Kabupaten Ende, Nagakeo, Sumba dan tiga (3)
jenis dari Pulau Jawa. Varietas-varietas tersebut akan diteliti kualitasnya.
Total ada 15 varietas yang terpilih.
Sudah sebulan yang lalu mahasiswa ini berada di desa
Tuwagoetobi. Ia memulainya kegiatannya dengan memyiapkan lahan, membuat bedeng,
penyiapan bibit hingga penanaman. "Saya tanam sejak tanggal 15 Mei 2018.
Ada 3 blok, masing masing 15 bedeng. Masing masing bedeng berukuran 1.5 x 1.5
m. Jumlah bedeng sebanyak 45," tuturnya.
Menurutnya, padi yang ada membutuhkan waktu 45-50 hari
untuk berbunga. Saat berbunga, ia akan melakukan penelitian. Caranya dengan
mengukur tinggi padi setiap bedeng hingga, sampai pada kualitas dan kuantitas
padi yang dihasilkan nantinya.
Dalam penelitian ini, ia didampingi oleh dua dosen
pembimbing. Ada Yosep Seran Mau selaku Pembimbing I dan Serly Oematan sebagai
Pembimbing II. Kedua pembimbing ini pada awal Bulan Juni, berkunjung langsung
ke lahan uji coba padi tersebut.
Dalam keterbatas air, Trisno memanfaatkan air dari
sumur bor di sekitar lokasi uji coba. "Memang awalnya, Dosen Pembimbing
ragu saat saya memilih melakukan penelitian di Honihama. Alasannya karena
pertimbangan ketersediaan air. Mereka mengarahkan agar melakukan penelitian di
Koli, Wilayah Kecamatan Adonara dan Boru di Kecamatan Wulanggitang, Namun
kemudian usul saya disetujui setelah saya menjelaskan adanya sumur bor di
sekitar lokasi. Setiap hari dengan menggunakan selang, saya menyiram padi
setiap pagi dan sore," kata Trisno.
Pilihan melakukan penelitian di kampung halaman oleh
mahasiswa, khususnya di bidang pertanian, sepanjang sejarah di Honihama, baru
kali ini dilakukan oleh Trisno Payong.*** (Foto dan teks: Maksimus Masan Kian.
Edit: Simpet Soge)
Foto: Maksimus Masan Kian |
Foto: Maksimus Masan Kian |