Sabtu, 21 Juli 2018

Harga Gelondongan di Kisaran Rp 18.000, Petani Mente Mengaku Cukup Puas

Foto: Kamilus T. Jumad

Di tengah merosotnya pendapatan petani akibat anjloknya harga kopra, petani Desa Tuwagoetobi kini mulai melirik tanaman mente. Tahun ini, hasil produksi tanaman mente cukup menjanjikan. Tampak di lapangan, masyarakat desa telah memanen mente, antara lain di perkebunan mente Bayolewun.
Harga mente saat ini ada di kisaran Rp 18.000 per kilogram. Meski harga ini belum melampaui harga tahun lalu yang mencapai Rp 25.000-30.000, petani mengaku cukup puas. Harga komoditi ini fluktuatif tergantung kualitas dan permintaan kacang mente di tingkat konsumen. Di tingkat petani, perdagangan mente tidak bisa dikatakan monopoli karena petani bebas menjual kepada agen atau tengkulak mana saja sesuai harga yang diinginkan. Tetapi pembeli dalam jumlah besar masih terbatas pada beberapa perusahan sehingga terkesan monopoli.
Data Flotim dalam Angka tahun 2016 menyebut hasil mente di Flores Timur didominasi oleh Adonara Timur 5 ribu ton menyusul Witihama 4 ribu ton dan Adonara Barat 3 ribu ton. Total untuk Flores Timur mencapai produksi 27,67 ribu ton.
Tetapi data ini masih cukup meragukan sebab jika dibagi rata dengan jumlah penduduk, maka masih-masing penduduk Flores Timur menghasilkan 111 kilogram mente per tahun. Angka ini tampaknya dua kali lipat lebih besar dari yang seharusnya. Karena jika dilihat dari luas perkebunan mente, maka 15700 hektar perkebunan mente di Flotim seharusnya berproduksi di kisaran 15,7 ribu ton. Adapun data produksi mente rata-rata nasional adalah 1 ton per hektar.
Apabila diambil jumlah produksi 15,7 ribu ton, maka pendapatan bruto petani Flotim ada di kisaran  283 milyar. Jika dibagi jumlah penduduk, setiap penduduk memperoleh pendapatan per kapita 1,1 juta per tahun atau 95 ribu per bulan.
Dengan aliran uang mencapai ratusan milyar ini, penyerapan mente dengan mengandalkan investor lokal atau BUMDes tanpa kerjasama dengan swasta atau bank dianggap mustahil. Karena itu, di Flores timur, serapan hasil perkebunan mente dilakukan oleh perusahan swasta dengan investor asal India. (Teks: Kamilus T. Jumad, Simpet)
Comments
0 Comments

Tidak ada komentar:

Posting Komentar