Harus diakui bahwa beberapa orang anak yang belajar di Pondok Baca Nubun Puhun walau sudah duduk di bangku Kelas 4, mereka belum lancar dalam membaca. Ada perbedaan diantara mereka yang cukup mencolok sebab ada anak lainnya yang walau masih kelas 2, dia sudah lancar dalam membaca buku.
Persoalannya tidak terletak pada kemampuan anak, tetapi lebih kepada kesediaan orang tua untuk mengajak dan mendampingi anak-anaknya untuk belajar bersama di rumah. Mengapa harus orang tua, bukan guru yang mestinya melakukannya di sekolah ?
Banyaknya siswa dalam satu ruangan ditambah dengan waktu jam sekolah yang terbatas serta metode belajar yang diterapkan oleh bapak/ibu guru punya andil dalam belum lancarnya kemampuan anak untuk membaca. Karena itu orang tua diharapkan membantu anaknya untuk mengatasi hal ini di rumah.
Setelah Riska, malam ini saya mendampingi Meyta, siswi kelas 4 lainnya yang juga belum lancar membaca. Saya iseng tanyakan aktivitasnya selama sepulang sekolah sampai malam harinya. Ia menuturkan bahwa, tinggal dengan nenek mengharuskannya membantu mengerjakan beberapa pekerjaan di rumah. Jarang sekali ia meluangkan waktunya untuk belajar atau membaca buku karena setelah membantu neneknya, ia malah mengikuti ajakan teman-temannya untuk bermain. Di sinilah letak peran orang tua.
Di pondok baca terdapat banyak buku ceritera yang dapat digunakan sebagai media belajar membaca yang menarik, untuk anak-anak di rumah. Kami membuka ruang untuk para orang tua yang ingin meminjam (gratis) untuk mendampingi anaknya belajar membaca di rumah.
Bantu anak Anda mengatasi rasa tidak percaya diri terhadap teman-temannya, karena kemampuan membacanya yang belum baik. Kami tunggu dengan senang hati. (Teks: Oktavianus Bali Adonara)